Laju pertumbuhan penduduk di kota-kota besar berpengaruh terhadap permintaan hunian yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Beberapa faktor pertumbuhan penduduk tersebut salah satunya dapat di tandai dengan meningkatnya angka kelahiran (fertilitas), perpindahan dari desa ke kota(urbanisasi), dan proseskegiatan ekonomi berubah ke basis industri (industrialisasi).Situasi ini membuat ketersediaan lahan kosong (supply) semakin menipis, sedangkan permintaan lahan (demand) semakin bertambah. Kondisi ini memaksa para pengembang untuk mengalihkan sifat hunian dari rumah tapak (horisontal) ke hunian bertingkat (vertikal). Atau membangun sebuah hunian rumah tapak dengan unit terbatas namun tetap berada di tengah kota (townhouse).
Di tengah keterbatasan lahan perkotaan membuat konsep hunian townhouse banyak diminati oleh masyarakat. Salah satu alasan terkuat karena lokasi yangberada di tengah-tengah kota. Selain itu hunian townhouse juga mempunyai beberapa keunggulan yakni memiliki akses satu pintu gerbang(one gate access), komplek perumahan dikelilingi dinding(surrounding wall), perumahan dengan kepadatan sedang(medium density housing), berdempetan (terraced) sehingga area hijau (green area) hanya ada di halaman belakang dan dihalaman depan, di bangun 2-3 lantai dan hanya menawarkan 1 tipe desain bangunan, serta jumlah unit tidak lebih dari 30 rumah, oleh karena itu konsep townhouse lebih bersifat eksklusif dan tertutup.
Berbicara imbal balik investasi, konsep townhouse tak kalah lebih menguntungkan dari konsep lain. Dengan aksesbilitas di tengah kota otomatis ketersediaan sarana dan prasarana publik tak di ragukan lagi. Selain itu konsep townhouse kental dengan konsep yang eksklusif, memiliki desain arsitektural yang estetis, keamanan 24 jam, pengembangan rumah hijau yang hemat energi, serta mengedepankan privatisasi. Jadi konsep townhouse ialah pilihan tepat bagi mereka yang ingin tetap berada di tengah-tengah kota, dengan privatisasi keamanan 24 jam, serta capital gain yang terus meningkat.